Usai Rampungkan Dua Film, Ernest Prakasa Ingin Rehat Sejenak
A
A
A
JAKARTA - Film polesannya memperoleh apresiasi yang sangat bagus membuat Ernest Prakasa semakin menikmati pekerjaannya di industri film sebagai sutradara dan penulis skenario. Masa-masa indah menjadi sutradara ini menyusul kesuksesan tiga film garapannya, yakni Ngenest (2015), Cek Toko Sebelah (2016), dan Susah Sinyal (2017).
"Kalau untuk jadi aktor sepertinya aku lagi menikmati profesi sebagai sutradara dan penulis skenario," ujar aktor dan sutradara yang mengawali kariernya sebagai pelawak tunggal itu lewat pesan singkat kepada SINDOnews, Rabu (26/12).
Kendati demikian, suami Meira Anastasia ini ogah melepas pekerjaannya sebagai aktor. Ernest justru ingin fokus pada tiga profesi yang digeluti, yakni sutradara, penulis skenario, dan pelawak tunggal (stand-up comedy) yang sudah membesarkan namanya. "Aku mau fokus di tiga itu. Proyek stand-up yang terdekat sih belum ada karena dua film ke depan akan menyita waktu, jadi belum ada proyek dalam waktu dekat," kata dia.
Menurut Ernest, setiap bidang dan profesi yang dijalaninya sebenarnya punya penikmatnya sendiri. Film, kata dia, produknya bisa menjangkau banyak orang. "Stand-up juga seru karena ada interaksi dengan penonton, tapi paling bisa jangkau berapa orang sih? paling 1.000 atau 2.000 paling besar. Masing-masing ada keunggulannya," jelas Ernest.
Ayah dari Sky Tierra Solana dan Snow Auror Arashi ini pun mengakui dirinya menggarap atau terlibat dalam beberapa proyek film meski dirinya enggan menjabarkan secara detail dua film tersebut. Dua film itu akan rilis pada Juni dan Desember 2019. Namun, tidak semua film itu digarap Ernest sebagai sutradara. Pada salah satunya, dia akan bertindak sebagai co-produser sedangkan bangku sutradara akan diisi oleh Bene Dion.
Bene Dion juga bekerjasama dengan Ernest dalam menggarap "Cek Toko Sebelah The Series". "Untuk filmnya belum bisa disebutin apa, tapi genrenya horor komedi. Ini kali pertama review skrip yang ada horornya. Seru sih," kata Ernest.
Sementara proyek film lainnya disebut Ernest merupakan hasil adaptasi novel "Imperfect" yang ditulis oleh istrinya sendiri, Meira. Dua proyek tersebut jelas membuat jadwal Ernest amat padat. Belum lagi dirinya tengah dalam masa promosi film "Milly & Mamet" yang tengah tayang di bioskop.
Meski produktif dan meraup kesuksesan dalam karya filmnya, namun itu tidak membuat Ernest aji mumpung mengambil kesempatan. Sebaliknya, pria kelahiran Jakarta, 29 Januari 1982 itu berencana untuk mengambil cuti. Kemungkinan besar rehat ini diambilnya usai penggarapan dua film yang disebutkannya tadi. "2019 kan bakal kerja dua film, jadi kayaknya asyik kalau istirahat gitu. Tapi ya masih di awang-awang aja sih niat itu," ucapnya.
Kesibukan promo film "Milly & Mamet" yang menyita waktu libur Natal bersama keluarga dan kelelahan serta belum mendapatkan ide segar dalam membuat karya film menjadi pemicu Ernest untuk memilih cuti. Dia ingin rehat sejenak dari kesibukan dan kembali meluangkan waktu bersama keluarga.
"Bukan karena jenuh sih, saya selalu bersemangat (membuat proyek). Tapi kan kalau capek otak dan fisik jadi tidak fresh dan takutnya nulis film baru enggak segar dan buntu. Ketika proses kerjainnya sih seru tapi kan energi kekuras banget gitu sih dan memang anak juga kan butuh perhatian. Kerjain satu film saja sibuk, bagaimana nanti ada dua film gitu kan," tutup Ernest.
"Kalau untuk jadi aktor sepertinya aku lagi menikmati profesi sebagai sutradara dan penulis skenario," ujar aktor dan sutradara yang mengawali kariernya sebagai pelawak tunggal itu lewat pesan singkat kepada SINDOnews, Rabu (26/12).
Kendati demikian, suami Meira Anastasia ini ogah melepas pekerjaannya sebagai aktor. Ernest justru ingin fokus pada tiga profesi yang digeluti, yakni sutradara, penulis skenario, dan pelawak tunggal (stand-up comedy) yang sudah membesarkan namanya. "Aku mau fokus di tiga itu. Proyek stand-up yang terdekat sih belum ada karena dua film ke depan akan menyita waktu, jadi belum ada proyek dalam waktu dekat," kata dia.
Menurut Ernest, setiap bidang dan profesi yang dijalaninya sebenarnya punya penikmatnya sendiri. Film, kata dia, produknya bisa menjangkau banyak orang. "Stand-up juga seru karena ada interaksi dengan penonton, tapi paling bisa jangkau berapa orang sih? paling 1.000 atau 2.000 paling besar. Masing-masing ada keunggulannya," jelas Ernest.
Ayah dari Sky Tierra Solana dan Snow Auror Arashi ini pun mengakui dirinya menggarap atau terlibat dalam beberapa proyek film meski dirinya enggan menjabarkan secara detail dua film tersebut. Dua film itu akan rilis pada Juni dan Desember 2019. Namun, tidak semua film itu digarap Ernest sebagai sutradara. Pada salah satunya, dia akan bertindak sebagai co-produser sedangkan bangku sutradara akan diisi oleh Bene Dion.
Bene Dion juga bekerjasama dengan Ernest dalam menggarap "Cek Toko Sebelah The Series". "Untuk filmnya belum bisa disebutin apa, tapi genrenya horor komedi. Ini kali pertama review skrip yang ada horornya. Seru sih," kata Ernest.
Sementara proyek film lainnya disebut Ernest merupakan hasil adaptasi novel "Imperfect" yang ditulis oleh istrinya sendiri, Meira. Dua proyek tersebut jelas membuat jadwal Ernest amat padat. Belum lagi dirinya tengah dalam masa promosi film "Milly & Mamet" yang tengah tayang di bioskop.
Meski produktif dan meraup kesuksesan dalam karya filmnya, namun itu tidak membuat Ernest aji mumpung mengambil kesempatan. Sebaliknya, pria kelahiran Jakarta, 29 Januari 1982 itu berencana untuk mengambil cuti. Kemungkinan besar rehat ini diambilnya usai penggarapan dua film yang disebutkannya tadi. "2019 kan bakal kerja dua film, jadi kayaknya asyik kalau istirahat gitu. Tapi ya masih di awang-awang aja sih niat itu," ucapnya.
Kesibukan promo film "Milly & Mamet" yang menyita waktu libur Natal bersama keluarga dan kelelahan serta belum mendapatkan ide segar dalam membuat karya film menjadi pemicu Ernest untuk memilih cuti. Dia ingin rehat sejenak dari kesibukan dan kembali meluangkan waktu bersama keluarga.
"Bukan karena jenuh sih, saya selalu bersemangat (membuat proyek). Tapi kan kalau capek otak dan fisik jadi tidak fresh dan takutnya nulis film baru enggak segar dan buntu. Ketika proses kerjainnya sih seru tapi kan energi kekuras banget gitu sih dan memang anak juga kan butuh perhatian. Kerjain satu film saja sibuk, bagaimana nanti ada dua film gitu kan," tutup Ernest.
(nug)